RMBK (Reaktor Bolshoy Moshchnosti Kanalniy = High Power Canal Type Reactor) merupakan jenis reaktor generasi awal buatan Uni Soviet. Reaktor ini tergolong jenis reaktor nuklir sederhana. Reaktor ini menggunakan grafit sebagai moderator reaksi. Meski demikian reaktor ini menghasilkan energi yang cukup besar. Pada varian awal buatan era 1950-an yang bernama Atom Myrni (Atom Damai), reaktor ini mampu menghasilkan 50 MW energi. Pada varian lanjutan yaitu RMBK 1000, reaktor ini mampu menghasilkan 1000 MW energi. Sedangkan pada varian terakhir yaitu RMBK 1500, reaktor ini mampu menghasilkan 1500 MW energi. Selain energi yang cukup besar, reaktor ini juga menghasilkan pluntonium sebagai produk sampingan yang dapat digunakan sebagai bahan baku senjata nuklir.
Akan tetapi di samping keuntungan-keuntungan tersebut, reaktor ini menyimpan sejumlah ancaman berbahaya. Ketika reaktor ini bekerja dengan reaksi fisi, reaktor ini akan memanas. Ancaman muncul ketika reaktor ini tidak dikontrol dengan baik. Bila kerja reaktor tidak terkontrol dengan baik, akan terjadi overheating pada reaktor yang menculnya resiko fuel meltdown (melelehnya tongkat bahan bakar nuklir). Hal ini disebabkan oleh digunakannya grafit sebagai moderator sehingga moderator tidak mampu menjadi moderator sekaligus pendingin reaktor. Bila fuel meltdown terjadi, lelehan bahan bakar akan menyebabkan air yang dipanaskan dalam reaktor berubah menjadi uap bertekanan tinggi yang dapat memicu ledakan reaktor yang kemudian memicu kebakaran. Bila kebakaran terjadi, limbah nuklir dapat tersebar oleh asap kebakaran dan menyebar terbawa angin serta mengontaminasi daerah yang dilewatinya. Hal ini dapat berdampak fatal pada lingkungan dan kehidupan hewan dan manusia. Selain itu, kebakaran yang terjadi akan sulit dipadamkan karena adanya grafit yang mampu menjadi bahan bakar pada kebakaran tersebut. Hal ini pernah terjadi pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl di Ukraina, Uni Soviet pada tahun 1986. Oleh karena faktor-faktor itulah, kini banyak reaktor RMBK yang telah dinonaktifkan.
Akan tetapi di samping keuntungan-keuntungan tersebut, reaktor ini menyimpan sejumlah ancaman berbahaya. Ketika reaktor ini bekerja dengan reaksi fisi, reaktor ini akan memanas. Ancaman muncul ketika reaktor ini tidak dikontrol dengan baik. Bila kerja reaktor tidak terkontrol dengan baik, akan terjadi overheating pada reaktor yang menculnya resiko fuel meltdown (melelehnya tongkat bahan bakar nuklir). Hal ini disebabkan oleh digunakannya grafit sebagai moderator sehingga moderator tidak mampu menjadi moderator sekaligus pendingin reaktor. Bila fuel meltdown terjadi, lelehan bahan bakar akan menyebabkan air yang dipanaskan dalam reaktor berubah menjadi uap bertekanan tinggi yang dapat memicu ledakan reaktor yang kemudian memicu kebakaran. Bila kebakaran terjadi, limbah nuklir dapat tersebar oleh asap kebakaran dan menyebar terbawa angin serta mengontaminasi daerah yang dilewatinya. Hal ini dapat berdampak fatal pada lingkungan dan kehidupan hewan dan manusia. Selain itu, kebakaran yang terjadi akan sulit dipadamkan karena adanya grafit yang mampu menjadi bahan bakar pada kebakaran tersebut. Hal ini pernah terjadi pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl di Ukraina, Uni Soviet pada tahun 1986. Oleh karena faktor-faktor itulah, kini banyak reaktor RMBK yang telah dinonaktifkan.
Jakarta Time
Tidak ada komentar:
Posting Komentar